Riyadhus Shalihin 5 / 372 |
5 - باب المراقبة Allah Ta'alaberfirman: "Dialah yang melihatmu ketika engkau berdiri dan juga geraktubuhmu diantara orang-orang yang bersujud." (asy-Syu'ara':218-219) Allah Ta'alaberfirman pula: "Dan Dia adalah besertamu di mana saja engkau semuaberada." (al-Hadid: 4) Allah Ta'alaberfirman lagi: "Sesungguhnya bagi Allah tidak ada sesuatu yangtersembunyi baik di bumi ataupun di langit."(Ali-Imran: 5) Lagi firmannya Allah Ta'ala: "Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi."(al-Fajar: 14) Juga firmannyaAllah Ta'ala: "Dia Maha Mengetahui akan kekhianatan mata -maksudnyapandangan mata kepada sesuatu yang dilarang atau kerlingan mata sebagai ejekandan lain-lain perbuatan yang tidak baik- dan apa saja yang tersembunyi dalamhati." (al-Mu'min: 19) Ayat-ayat yangmengenai bab ini banyak sekali dan kiranya dapatdimaklumi. Adapun Hadis-hadisnya ialah: 60. Pertama:Dari Umar bin Alkhaththab r.a., katanya: "Padasuatu ketika kita semua duduk di sisi Rasulullah s.a.w. yakni pada suatu hari,tiba-tiba muncullah di muka kita seorang lelaki yang sangat putih pakaiannyadan sangat hitam warna rambutnya, tidak tampak padanya bekas berpergian dantidak seorangpun dari kita semua yang mengenalnya, sehingga duduklah orang tadidi hadapan Nabi s.a.w. lalu menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut beliaudan meletakkan kedua tangannya di atas kedua pahanya sendiri dan berkata:"Ya Muhammad, beritahukanlah padaku tentang Islam." Rasulullah s.a.w.lalu bersabda: "Islam, yaitu hendaknya engkau menyaksikan bahwa tiadapilihan kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, hendaklah pulaengkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa bulan Ramadhan danmelakukan haji ke Baitullah jikalau engkau kuasa jalannya ke situ." Orangitu berkata: "Tuan benar." Kita semua heran padanya, karena ia bertanya dan juga membenarkannya. Iaberkata lagi: "Kemudian beritahukanlah padaku tentang Iman."Rasulullah s.a.w. bersabda: "Yaitu hendaklah engkau beriman kepada Allah,malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, hari penghabisan -kiamat- dan hendaklah engkau beriman pula kepada takdir, yang baik ataupun yang buruk-semuanya dari Allah jua." Orang itu berkata: "Tuan benar."Kemudian katanya lagi: Kemudian beritahukanlah padaku tentang Ihsan."Rasulullah s.a.w. menjawab: "Yaitu hendaklah engkau menyembah kepada Allahseolah-olah engkau dapat melihatNya, tetapi jikalau tidak dapat seolah-olahmelihatNya, maka sesungguhnya Allah itu dapat melihatmu." Ia berkata: "Tuan benar." Katanya lagi:"Kemudian beritahukanlah padaku tentang hari kiamat." Rasulullahs.a.w. menjawab: "Orang yang ditanya -yakni beliau s.a.w. sendiri-tentulah tidak lebih tahu dari orang yang menanyakannya- yakni orang yangdatang tiba-tiba tadi. Orang itu berkata pula: "Selanjutnya beritahukanlahpadaku tentang alamat-alamatnya (tanda-tanda datangnya) hari kiamat itu."Rasulullah s.a.w. menjawab: "Yaitu apabila seorang hamba sahaya wanitamelahirkan tuan puterinya -maksudnya hamba sahaya itu dikawin oleh pemiliknyasendiri yang merdeka, lalu melahirkan seorang anak perempuan. Anaknya ini dianggap merdeka juga dan dengan begitu dapat dikatakanhamba sahaya perempuan melahirkan tuan puterinya- dan apabila engkau melihatorang-orang yang tidak beralas kaki, telanjang-telanjang, miskin-miskin dansebagai penggembala kambing sama bermegah-megahan dalam gedung-gedung yangbesar -karena sudah menjadi kaya-raya dan bahkan menjabat sebagaipembesar-pembesar negara." Selanjutnya orang ituberangkat pergi. Saya -yakni Umar r.a.-berdiam diri beberapa saat lamanya, kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda:"Hai Umar, adakah engkau mengetahui siapakah orang yang bertanyatadi?" Saya menjawab: "Allah dan RasulNyalah yang lebihmengetahuinya." Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya orangtadi adalah malaikat Jibril, ia datang untuk memberikan pelajaran tentang agamakepadamu semua." (Riwayat Muslim). Makna Talidulamatu rabbatahaa, yakni tuan puterinya. Adapun pengertiannya ialah oleh sebabbanyaknya hamba sahaya perempuan sehingga budak-budak tersebut melahirkanputeri untuk tuan yang memilikinya. Puteri tuannya itusama kedudukannya dengan tuannya sendiri. Tetapi ada sebagian ulama yang mengatakan tidak sedemikian itumaksudnya. Al-'Aalah, ialah golongan orang-orang fakir. Adapun kata Maliyyan artinya waktu yang lama, yaitu sampai tigahari tiga malam lamanya. Sebabnya Sayidina Umar terheran-heran karenaorang yang bertanya itu semestinya belum mengerti apayang ditanyakan, tetapi anehnya setelah diberi jawaban, tiba-tiba penanya ituberkata: "Tuan benar," dan kata-kata sedemikian ini tentulahmenunjukkan bahwa penanya itu telah mengerti. Barulah keheranan Sayidina Umaritu lenyap setelah diberitahu bahwa yang bertanya tadi sebenarnya adalah Jibrila.s. yang kedatangannya memang sengaja hendakmengajarkan soal-soal keagamaan kepada para sahabat Rasulullah s.a.w. Dalam hadis diatas, ada beberapa hal yang penting kita ketahui, yaitu: Mendirikan shalat artinya tidak semata-mata menjalankan shalat saja, tetapi harus dipenuhi pula syarat-syarat serta rukun-rukunnya dan ditepatkan selalu menurut waktu-waktunya. Percaya kepada Allah yakni meyakinkan bahwa Allah itu ada (jadi jangan beranggapan bahwa Allah itu tidak ada seperti faham komunis), dan lagi Allah itu bersifat dengan semua sifat kemuliaan, keagungan dan kesempurnaan serta terjauh dari semua sifat kekurangan, kehinaan dan kerendahan. Malak (malaikat) ialah makhluk Allah yang dibuat daripada nur (cahaya) dan tidak berjejal-jejal seperti cahaya lampu yang memenuhi rumah. Dengan cahaya seribu lampu, belum juga sesak rumah itu. Dengan ini teranglah apa yang dimaksud dalam sebuah Hadis: Artinya: "Bahwasanya Allah itu mempunyai malaikat, ada yang memenuhi sepertiga alam, ada yang memenuhi dua pertiga alam dan ada yang memenuhi alam seluruhnya." Adapun arti iman kepada malaikat ialah harus percaya bahwa mereka itu benar-benar ada dan bahwa mereka itu adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Malak itu sebenarnya kata mufrad dan jamaknya berbunyi malaikat. Percaya kepada kitab-kitab Allah ialah meyakinkan betul bahwa kitab-kitab suci itu adalah firman Allah yang sebenar-benarnya yang diturunkan kepada Rasul-rasulNya dengan jalan wahyu dan meyakinkan pula bahwa isi yang terkandung di dalamnya itu semua benar. Percaya kepada para Rasul artinya beri'tikad seteguh-teguhnya bahwa apa yang mereka bawa itu memang sebenarnya dari Allah Ta'ala. Hari Akhir ialah hari Kiamat. Iman dengan hari kiamat artinya mempercayai betul-betul akan terjadinya hari penghabisan itu dan apa saja yang terjadi sesudahnya, misalnya Hasyar (akan dikumpulkannya semua makhluk di padang mahsyar), Hisab (semua amal akan diperhitungkan), Mizan (amal-amal akan ditimbang dalam neraca), menyeberangi jembatan yang disebut Shirath dan kemudian ada yang masuk Jannah (syurga), ada pula yang terus terjun ke (neraka) dan lain-lain hal lagi. Qadar ialah ketentuan dari Allah sebelum Allah membuat semua makhluk ini, yang baik maupun yang jahat. Jadi segala macam kejadian adalah dengan kehendak Allah yang telah dipastikan sejak zaman azali dulu yaitu zaman sebelum Allah membuat apa-apa. Tetapi kita jangan lupa berikhtiar, karena kita telah diberi akal oleh Allah untuk mengusahakan bagaimana jalannya agar kita tetap bernasib baik dan terjauh dari nasib buruk. Kita tetap harus berdaya upaya selama hayat dikandung badan. Dengan cara ibadah sebagaimana yang terkandung dalam arti kata Ihsan ini, maka tentu akan khusyuklah kita sewaktu menyembah Allah itu. Kalau dapat seolah-olah tahu pada Allah, ini namanya Mukasyafah (terbuka dari semua tabir yang menutup) dan kalau mengangan-angankan bahwa Allah tetap melihat kita, ini namanya Muraqabah (mengawasinya Allah pada kita). Tanda-tanda yang dimaksud ini ialah tanda-tanda kecil sebab datangnya hari kiamat itu ada tanda-tandanya yang kecil dan ada tanda-tandanya yang besar. Tanda-tanda kecil artinya datangnya itu masih agak jauh, tetapi bila tanda-tanda besar telah nampak, maka itulah yang menunjukkan bahwa hari kiamat telah sangat dekat sekali saat terjadinya. Hamba sahaya perempuan melahirkan tuannya artinya banyak sahaya perempuan itu yang dikawin oleh raja-raja atau pejabat-pejabat tinggi lalu melahirkan anak-anak perempuan sehingga anak-anaknya itu pun akan berkedudukan sebagaimana ayahnya. Orang yang tak beralas kaki, telanjang, miskin serta penggembala kambing sama bermegah-megah dalam gedung-gedung besar, maksudnya ialah bahwa yang asalnya hanya penggembala yang miskin hingga seolah-olah tak pernah beralas kaki dan pakaiannya hampir-hampir tidak ada (boleh dikata telanjang) tiba-tiba menjadi pembesar-pembesar negeri dan mendiami gedung-gedung besar lagi indah dan sama berkuasa serta kaya raya. Dengan demikian, keadaan negeri lalu rusak binasa sebab sesuatu perkara semacam pemerintahan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, sebagaimana dalam sebuah hadis diterangkan: Artinya: "Apabila sesuatu perkara itu diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kerusakannya." Dengan initahulah kita bahwa Islam itu mengandung tiga unsur yang utama yakni: LimaRukun Islam. EnamRukun Iman. DuaRukun Ihsan. 61. Kedua: DariAbu Zar, yaitu Jundub bin Junadah dan Abu Abdur Rahman yaitu Mu'az bin Jabalradhiallahu 'anhuma dari Rasulullah s.a.w. sabdanya: "Bertaqwalah kepadaAllah di mana saja engkau berada dan ikutilah perbuatan jelek itu denganperbuatan baik, maka kebaikan itu dapat menghapuskan kejelekan tadi danpergaulilah para manusia dengan budi pekerti yang bagus." Diriwayatkanoleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalahHadis hasan. Keterangan: Hadis ini mengandung tiga macam unsur, yakni bertaqwa kepada Allah,kebaikan diikutkan sesudah mengerjakan kejelekan dan perintah bergaul denganbaik antara seluruh umat manusia. Mengenai yangketiga tidak kami jelaskan lebih panjang, sebab masing-masing bangsa tentumemiliki cara-cara atau adat-istiadat sendiri. Namundemikian juga mesti dilaksanakan dengan mengikuti ajaran-ajaran yang ditetapkanoleh agama Islam, sehingga tidak melampaui batas, akhirnya terperosok dalamhal-hal yang diharamkan oleh Allah Ta'ala. Jadi di bawahini akan diuraikan perihal yang dua buah unsur saja,yaitu: Takut pada Allah atau Taqwallah adalah satu kata yang menghimpun arti yang sangat dalam sekali, pokoknya ialah mengikuti dan mengamalkan semua perintah Allah dan menjauhi serta menahan diri dari melakukan larangan-laranganNya. Dengan demikian terjagalah jiwa dan terpeliharalah hati manusia dari kemungkaran, kemaksiatan, kemusyrikan yang terang (jali) atau yang tidak terang (khafi), juga terhindar dari kekufuran dan kemurtadan. Tuhan tentu akan melindungi orang yang taqwa itu dari semuanya tadi. Tentang ini Allah telah berfirman: "Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang taqwa dan orang-orang yang berlaku baik." Mengikutkan kebaikan sesudah melakukan kejahatan itu misalnya ialah bertaubat, karena dengan demikian lenyaplah segenap kesalahan yang kita lakukan, asalkan kita bertaubat itu dengan sebenar-benarnya, sebagaimana firman Allah: Artinya: "Melainkan orang yang bertaubat dan beriman dan beramal shalih, maka mereka itu kejelekan-kejelekannya akan diganti oleh Allah dengan kebaikan-kebaikan." 62. Ketiga: DariIbnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya berada di belakang Nabis.a.w. -dalam kendaraan atau membonceng- pada suatu hari, lalu beliaubersabda: "Hai anak, sesungguhnya saya hendak mengajarkan kepadamubeberapa kalimat yaitu: Peliharalah Allah -dengan mematuhiperintah-perintahNya serta menjauhi larangan-laranganNya-, pasti Allah akanmemeliharamu, peliharalah Allah, pasti engkau akan dapati Dia di hadapanmu. Jikalau engkau meminta, maka mohonlah kepada Allah dan jikalauengkau meminta pertolongan, maka mohonkanlah pertolongan itu kepada Allah pula.Ketahuilah bahwasanya sesuatu umat -yakni makhluk seluruhnya- ini, apabilaberkumpul -bersepakat- hendak memberikan kemanfaatan padamu dengan sesuatu -yang dianggapnya bermanfaat untukmu-, maka mereka itu tidak akan dapatmemberikan kemanfaatan itu, melainkan dengan sesuatu yang telah ditentukan olehAllah untukmu. Juga jikalau umat -seluruh makhluk- itu berkumpul -bersepakat- hendak memberikan bahaya padamu dengan sesuatu -yang dianggapberbahaya untukmu-, maka mereka itu tidak akan dapat memberikan bahaya itu,melainkan dengan sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah untukmu. Pena telah diangkat -maksudnya ketentuan-ketentuan telahditetapkan- dan lembaran-lembaran kertas telah kering -maksudnya catatan-catatan di Lauh Mahfuzh sudah tidak dapat diubah lagi-."Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakanbahwa ini adalah hadis hasan shahih. Dalam riwayatselain Tirmidzi disebutkan: "Peliharalah Allah, maka engkau akanmendapatkanNya di hadapanmu. Berkenalanlah kepada Allah -yakni tahulah kewajiban-kewajibanyang harus ditunaikan untuk Allah- di waktu engkau dalam keadaan lapang -sehat, kaya dan lain-lain-, maka Allah akan mengetahuimu -memperhatikan nasibmu- di waktu engkau dalam keadaan kesukaran -sakit, miskin dan lain-lain-.Ketahuilah bahwa apa-apa yang terlepas daripadamu itu -keuntungan atau bahaya,tentu tidak akan mengenaimu dan apa-apa yangmengenaimu itu pasti tidak akan dapat terlepas daripadamu. Ketahuilahbahwa pertolongan itu beserta kesabaran dan bahwasanya kelapangan itu besertakesukaran dan bahwasanya beserta kesukaran itu pasti ada kelonggaran." Keterangan: Hal-hal yangperlu dimaklumi dalam hadis ini ialah: Ada di belakang Nabi s.a.w. maksudnya ialah membonceng waktu naik bighal (semacam kuda) dengan duduk di belakang beliau. Peliharalah Allah, yakni peliharalah perintah-perintah dan larangan-larangan Allah serta berhati-hatilah pada kedua macam hal itu, pasti engkau dijaga olehNya dalam duniamu, agamamu, dirimu dan keluargamu. Ummat ialah semua makhluk yang dimaksudkan. Pena-pena telah diangkat, artinya ketentuan-ketentuan telah tetap. Kertas-kertas telah kering maksudnya catatan-catatan semua yang ada di dalam dunia semesta ini (sebagaimana yang tertera di Lauh Mahfuzh) tentu saja tak ada yang dapat mengubah takdir-takdir dari Allah itu kecuali yang dikehendaki olehNya sendiri sebagaimana firmanNya: Artinya: "Allah menghapus serta menetapkan apa saja yang dikehendaki olehNya dan di sisi Allahlah ummul kitab atau pokok/induk catatan. Ummul kitab ini adalah ilmu Allah yang qadim (dahulu) sejak zaman azali (sebelum ada apa-apa kecuali Allah)." Selain Tirmidzi yakni 'Abd bin Humaid dan juga Imam Ahmad. Suka mengenal pada Allah artinya senantiasa mendekat dan taat padaNya. Kalau kita suka demikian ketika kita dalam keadaan lapang (banyak rezeki dan badan sehat), maka Allah pasti suka melihat kita yakni mau memberi pertolongan pada kita apabila kita dalam keadaan sukar pada suatu waktu. Suatu yang telah ditentukan oleh Allah (sejak zaman azali) akan lepas dari kita, (tidak dapat kita capai), sudah tentu selamanya barang itu tetap lepas dari kita yakni tidak dapat mengenai kita (kita peroleh). Demikian pula sebaliknya, yaitu bahwa sesuatu yang telah ditentukan akan kita dapatkan, maka bagaimanapun juga tidak akan lepas dari kita. Pertolongan Allah beserta kesabaran yakni bila kita ingin pertolongan dari Allah, haruslah kita sabar. Kelapangan beserta kesusahan dan nanti pasti ada kelonggaran yakni manusia itu tidak mungkin akan terus menerus susah dan sukar, insya Allah pada suatu ketika ia akan menemui kelapangan dan kelonggaran juga. 63. Keempat:Dari Anas r.a., katanya: "Sesungguhnya engkausemua pasti melakukan berbagai amalan -yang diremehkannya sebab dianggap dosakecil-kecil saja-, yang amalan-amalan itu adalah lebih halus -lebih kecil-menurut pandangan matamu daripada sehelai rambut. Tetapi kitasemua di zaman Rasulullah s.a.w. menganggapnya termasuk golongan dosa-dosa yangmerusakkan -menyebabkan kecelakaan dan kesengsaraan-." Diriwayatkanoleh Imam Bukhari dan ia mengatakan bahwa artiAlmubiqat ialah apa-apa yang merusakkan. 64. Kelima: DariAbu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:"Sesungguhnya Allah Ta'ala itu cemburu dan kecemburuan Allah Ta'ala ituialah apabila seorang manusia mendatangi -mengerjakan- apa-apa yangdiharamkan oleh Allah atasnya." (Muttafaq 'alaih) 65. Keenam: DariAbu Hurairah r.a. bahwasanya ia mendengar Nabi s.a.w.bersabda: "Sesungguhnya ada tiga orang dari kaum Bani Israil, yaitu orangsupak -yakni belang-belang kulitnya-, orang botak dan orang buta. Allah hendak menguji mereka itu, kemudian mengutus seorang malaikatkepada mereka. Ia mendatangi orang supak laluberkata: "Keadaan yang bagaimanakah yang amat tercinta bagimu?" Orangsupak berkata: "Warna yang baik dan kulit yang bagus, juga lenyaplahkiranya penyakit yang menyebabkan orang-orang merasa jijik padaku ini." Malaikat itu lalu mengusapnya dan lenyaplah kotoran-kotoran itudari tubuhnya dan dikaruniai -oleh Allah Ta'ala- warna yang baik dan kulityang bagus. Malaikat itu berkata pula: "Harta macam apakah yangamat tercinta bagimu?" Orang itu menjawab: "Unta." Atau katanya:"Lembu," yang merawikan hadis ini sangsi -apakah unta ataukah lembu.Ia lalu dikaruniai unta yang bunting, kemudian malaikatberkata: "Semoga Allah memberi keberkahan untukmu dalam unta ini."Malaikat itu seterusnya mendatangi orang botak, kemudian berkata: "Keadaanyang bagaimanakah yang amat tercinta bagimu?" Orang botak berkata:"Rambut yang bagus dan lenyaplah kiranya apa-apa yang menyebabkanorang-orang merasa jijik padaku ini." Malaikat itu lalu mengusapnya danlenyaplah botak itu dari kepalanya dan ia dikaruniarambut yang bagus. Malaikat berkata pula: "Harta macam apakah yang amattercinta bagimu?" Ia berkata: "Lembu."Iapun lalu dikaruniai lembu yang bunting dan malaikat itu berkata: "SemogaAllah memberikan keberkahan untukmu dalam lembu ini." Akhirnya malaikatitu mendatangi orang buta lalu berkata: "Keadaan bagaimanakah yang amattercinta bagimu?" Orang buta menjawab: "Yaitu hendaknya Allahmengembalikan penglihatanku padaku sehingga aku dapat melihat semuaorang." Malaikat lalu mengusapnya dan Allahmengembalikan lagi penglihatan padanya. Malaikat berkata pula:"Harta macam apakah yang amat tercinta bagimu?" Iamenjawab: "Kambing." Iapun dikarunia kambing yangbunting -hampir beranak. Yang dua ini -unta danlembu melahirkan anak-anaknya dan yang ini -kambing- juga melahirkan anaknya.Kemudian yang seorang -yang supak- mempunyai selembah penuhunta dan yang satunya lagi -yang botak- mempunyai selembah lembu dan yanglainnya lagi -yang buta- mempunyai selembah kambing. Malaikat itu lalumendatangi lagi orang -yang asalnya- supak dalam rupa seperti orang supak itudahulu keadannya -yakni berpakaian serba buruk- dan berkata: "Sayaadalah orang miskin, sudah terputus semua sebab-sebab untuk dapat memperolehrezeki bagiku dalam berpergianku ini. Maka tidak ada yangdapat menyampaikan maksudku pada hari ini kecuali Allah kemudian denganpertolonganmu pula. Saya meminta padamu dengan atas namaAllah yang telah mengaruniakan padamu warna yang baik dan kulit yang bagus danpula harta yang banyak, sudi kiranya engkau menyampaikan maksudku dalamberpergianku ini -untuk sekedar bekal perjalanannya." Orang supak itu menjawab:"Keperluan-keperluanku masih banyak sekali." Jadienggan memberikan sedekah padanya. Malaikat itu berkata lagi:"Seolah-olah saya pernah mengenalmu. Bukankah engkaudahulu seorang yang berpenyakit supak yang dijijiki oleh seluruh manusia,bukankah engkau dulu seorang fakir, kemudian Allah mengaruniakan hartapadamu?" Orang supak dahulu itu menjawab: "Semua harta inisaya mewarisi dari nenek-moyangku dulu dan merekapun dari nenek-moyangnyapula." Malaikat berkata pula: "Jikalau engkau berdusta dalampendakwaanmu -uraianmu yang menyebutkan bahwa harta itu adalah berasal dariwarisan-, maka Allah pasti akan menjadikan engkau kembali seperti keadaanmusemula. Malaikat itu selanjutnya mendatangi orang -yang asalnya- botak, dalamrupa seperti orang botak dulu -dan keadaannya- yang hina dina,kemudian berkata kepadanya sebagaimana yang dikatakan kepada orang supak danorang botak itu menolak permintaannya seperti halnya orang supak itu pula.Akhirnya malaikat itu berkata: "Jikalau engkau berdusta, maka Allah pastiakan menjadikan engkau kembali sebagaimana keadaanmu semula." Seterusnyamalaikat itu mendatangi orang -yang asalnya- buta dalam rupanya -sepertiorang buta itu dahulu- serta keadaannya -yang menyedihkan-, kemudian iaberkata: "Saya adalah orang miskin dan anak jalan -maksudnya sedangberpergian dan kehabisan bekal, sudah terputus semua sebab-sebab untuk dapatmemperoleh rezeki bagiku dalam berpergianku ini, maka tidak ada yang dapatmenyampaikan maksudku pada hari ini, kecuali Allah kemudian denganpertolonganmu pula. Saya meminta padamu dengan atas namaAllah yang mengembalikan penglihatan untukmu yaitu seekor kambing yang dapatsaya gunakan untuk menyampaikan tujuanku dalam berpergian ini." Orang butadahulu itu berkata: "Saya dahulu pernah menjadi orang buta, kemudian Allahmengembalikan penglihatan padaku. Maka oleh sebab ituambillah mana saja yang engkau inginkan dan tinggalkanlah mana saja yang engkauinginkan. Demi Allah saya tidak akan membuatkesukaran padamu -karena tidak meluluskan permintaanmu- pada hari ini dengansesuatu yang engkau ambil karena mengharapkan keridhaan Allah'Azzawajalla." Malaikat itu lalu berkata: "Tahanlah hartamu -artinyatidak diambil sedikitpun-, sebab sebenarnya engkau semua ini telah diuji, kemudianAllah telah meridhai dirimu dan memurkai pada dua orang sahabatmu -yakni sisupak dan si botak." [ 66. Ketujuh:Dari Abu Ya'la yaitu Syaddad bin Aus r.a.dari Nabi s.a.w., sabdanya:"Orang yang cerdik -berakal- ialah orang yang memperhitungkan keadaandirinya dan suka beramal untuk mencari bekal sesudah matinya, sedangkan orangyang lemah ialah orang yang dirinya selalu mengikuti hawa nafsunya danmengharap-harapkan kemurahan atas Allah -yakni mengharap-harapkan kebahagiaandan pengampunan di akhirat-, tanpa beramal shalih." Diriwayatkan oleh ImamTirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadishasan. Imam Tirmidzi dan lain-lain ulama mengatakan bahwamakna daana nafsahu artinya membuat perhitungan pada diri sendiri. [Baca Status Hadis Disini] 67. Kedelapan:Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullahs.a.w. bersabda: "Setengah daripada kebaikan keIslaman seseorang ialahapabila ia suka meninggalkan apa-apa yang tidak memberikan kemanfaatan padanya-yakni ia tidak memerlukan untuk mencampuri urusan itu-. Iniadalah hadis hasan yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan lain-lain. Keterangan: Meninggalkan sesuatu yang tidak berfaedah misalnya sesuatu yangmemang bukan urusan kita atau sesuatu yang sudah terang salah dan batil, maka tidakberguna kita membela atau menolongnya. Demikian pulasesuatu yang bila kita campuri, maka bukan makin baik dan mungkin mencelakakandiri kita sendiri. Semua itu baiklah kita tinggalkan,kalau kita ingin jadi orang Islam yang baik. 68. Kesembilan:Dari Umar r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:"Janganlah seorang lelaki itu ditanya apa sebabnya ia memukul istrinya-sebab mungkin ia akan malu jikalau sebab pemukulannya diketahui oleh oranglain-." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud danlain-lainnya. [Baca Status Hadis Disini] Catatan Kaki: [8] [9] |